The best movie "Serdadu Kumbang"


Kebetulan waktu itu gue lagi nonton film yang bikin gw terharu banget sama tuh cerita, judulnya "Serdadu Kumbang".
Jadi dikisahkan dalam film ini

Amek, Umbe, dan Acan adalah tiga bocah bersahabat karib yang hidup dalam kondisi serba kekurangan di sebuah perbukitan di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Persahabatan ketiga bocah ini seakan tak terpisahkan.

Amek, bocah yang menderita bibir sumbing, tinggal bersama "Inaq" (ibunya) Siti dan kakaknya Minun di sebuah rumah panggung sederhana yang jauh dari kota, sejak ia ditinggal ayahnya Zakaria (Jack) merantau mengadu nasib ke Malaysia.

Selain tiga sahabat sejati, Amek juga memiliki seekor kuda kesayangan yang diberi nama "Smodeng".

Kendati hidup dalam kondisi serba kekurangan, ketiga bocah Bukit Mandar itu masing-masing punya cita-cita. Amek, misalnya ingin menjadi penyiar dan presenter TV nasional.

Anak, bocah yang menderita bibir sumbing itu bercita-cita menjadi presenter berita televisi nasional suatu saat nanti. Awalnya ia sama sekali tak percaya diri karena kekurangannya itu. Apalagi ia sempat tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun lalu. Hal tersebut yang membuatnya semakin tidak yakin bisa mengg

apai cita-citanya.

Perjuangan Amek, Minun, dan sahabat-sahabatnya yang lain dalam meraih cita-cita tidak semulus yang dibayangkan. Beberapa kali tidak lulus Ujian Nasional, namun tidak s

ampai membuat mereka putus asa.

Mereka bahkan menempuh cara yang tidak wajar agar bisa lulus ujian. Amek dan teman-temannya menggantungkan secarik kertas bertuliskan cita-cita mereka kemudian dimasukkan ke dalam botol dan digantungkan di dahan pohon yang oleh masyarakat setempat dinamakan "Pohon Cita-cita".

Dalam film bertema pendidikan itu dikisahkan tokoh guru Alim berwatak keras yang diperankan aktror Lukman Sardi . Setiap siswa yang bersalah dihukum terutama Amek, Umbe dan Acan. Tokoh utama dalam film Serdadu Kumbang, Amek dikenal sebagai anak yang introvert, keras hati dan jahil sehingga sering di hukum oleh guru-gurunya di sekolah.Kumbang terutama ketika Amek bersama teman-temannya membeli kartu perdana untuk menelpon ayaknya, Zakaria (Jack) yang tida tahun tidak pulang dari Malaysia tanpa kabar.

Ameq bersama dua sahabatnya Umbe dan Acan pergi ke pasar Taliwang dengan menunggang kuda. Dengan hanya bermodalkan uang Rp5.000, ia membeli kartu perdana yang sekaligus "membeli" sinyal, karena di kampungnya di Mantar sangat sulit berkomunikasi menggunakan handphon (HP), karena sinyalnya lemah.

Adegan kocak juga muncul katika Zakaria (Jack), ayah dari Ameq pulang setelah merantau selama tiga tahun di Malaysia. Dengan gaya rambut yang direbonding dan memikul tape recorderyang dibunyikan dengan volume keras ia menyapa warga dengan dialek Malaysia yang kental.

Ale (panggilan akrab Ari Sihasale) cukup berhasil menampilkan gaya khas seorang TKI yang pulang kampung setelah merantau di negeri jiran. Kemampuan akting Asrul Dahlan, pemeran Asrul dalam sinetron religi, Para Pencari Tuhan, besutan sutradara legendaris, Dedy Mizwa itu cukup sempurna memerankan tokoh seorang TKI.

Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Guru Imbok yang diperankan Ririn Ekawati. Ia merupakan guru favorit yang paling mengerti keinginan anak muridnya. Bahkan ketika menjelang ujian nasional ia memberikan tambahan pelajaran di bawah kolong rumah panggung.

Guru Imbok juga dengan sabar mengajari para orangtua penyandang buta aksara di Desa Mantar membaca dan menulis.

Karena pada tahun sebelumnya murid-murid di hampir seluruh Indonesia banyak yang tidak lulus ujian nasional, maka guru-guru SD dan SMP 08 Desa Mantar, tempat Amek dan kawan-kawannya sekolah semakin memperketat sistm belajar dan mengajar.

Namun penegakan disiplin yang kaku yang dilakukan oleh Guru Alim (Lukman Sardi) ternyata menimbulkan dampak kurang baik bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi Ame, Umbe, Dulah, Acan dan Ujang.

Kebiasaan Guru Alim yang sering menghukum muridnya yang salah itu mendapat protes keras dari "Papin" (kakek) Haji Maesa yang memerankan tokoh guru agama yang membimbing dan mengajar anak-anak di Desa Mantar pengetahuan agama dan ahlak.

Amek adalah salah satu murid dari sekian banyak murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Sifatnya yang introfed, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah. Sebaliknya Minun kakaknya, duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas.

Ia juga sering menjuarai lomba matematika se Kabupaten Sumbawa Barat. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat di Desa Mantar.

Adegan yang mengundang haru ketika Ameq ditinggalkan Minun, kakak yang menyayanginya untuk selama-lamanya karena jatih dari pohon. Ditambah lagi, "smodeng", kuda kesayangan

Ameq diambil orang sebagai pengganti jam palsu yang dijual ayahnya, Jack. Kesedihan yang mendalam itu mengakibatkan Ameq jatuh sakit.

untuk readers sekalian, jangan lupa ya nonton filmnya. oh ya, ada amanat yang dapat kita ambil dari film ini, yaitu " Sekali berbohong kita selamanya akan terus berbohong." readers yang lain jangan suka berbohong ya :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOME SICK TTTTT_TTTTT

OTW (On The Way) Balikpapan Plaza

Manusia (ter)juling di XI IPS 1